Sabtu, 03 Oktober 2015

16 Bit-

Aku terbangun di tengah keramaian orang-orang, tiba-tiba seorang wanita paruh baya membawaku ke sebuah bangunan yang sepertinya adalah sebuah toko. Kepala ku sakit sekali seperti tengah terbentur sesuatu. Wanita tadi memberiku sebuah minuman aneh berwarna merah pekat, tanpa basa basi langsung kuminum minuman tersebut, anehnya tiba-tiba tenagaku kembali pulih. Aku pun berterima kasih kepada wanita itu, dan sempat bercakap-cakap dengannya. Dia bertanya padaku untuk apa aku dayang ke kota ini. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, aku sedang dalam sebuah misi rahasia untuk menyelamatkan putri dari bosku. Setelah teringat akan hal itu aku pun langsung bergegas pergi dari toko itu. Sebelum pergi, wanita tadi memberiku sebuah peta, dia bilang aku mungkin membutuhkannya, setelah itu, akupun berlalu dari kota tersebut.
Aku yang hanya berbekalkan pistol double night hawk bergegas menuju tempat ditawannya putri bosku. Menurut informasi yang aku dapat, tempat itu dijaga dengan sangat ketat. Tapi hal itu tidak membuat mentalku turun sedikitpun. Setelah berjalan beberapa jam dengan tuntunan peta, akhirnya aku sampai di sebuah bangunan besar yang dijaga oleh beberapa orang berjas rapi di pintu depannya. Tanpa berpikir panjang aku mulai menembaki para penjaga itu, aku berhasil menumbangkan 7 orang penjaga hanya dengan 3 peluru. Kau ingin tau bagaimana aku melakukannya ? maaf, tapi aku akan tetap menjadikannya rahasia. Aku terus berjalan memasuki gedung tersebut, menelusuri tiap lantai, tiap ruang, dan entah berapa orang yang nyawa nya telah hilang oleh night hawk-ku. Hingga aku sampai disebuah ruangan dengan 2 pria berbadan besar, seorang wanita yang terikat, dan seorang pria dengan stelan jas lengkap berdiri tepat diujung pandanganku. Aku sempat berpikir untuk mengajak mereka minum secangkir kopi di cafe yang ada di kota, tapi itu tak mungkin terjadi, jadi ku arahkan night hawk pada dua orang berbadan besar tadi, dua-tiga peluru berhasil keluar dari moncong pistolku dan, BANG ! tepat pada kepalanya dan yang seorang lagi berhasil kulumpuhkan tepat di kaki kanannya, setidaknya dia tidak bisa bergerak dan menghalangiku untuk sementara waktu. Melihat dua anak buahnya kulumpuhkan, bosnya tentu tidak tinggal diam, pria dengan jas rapi tadi meraih sebuah pistol seukuran lengan anak kecil dari atas mejanya. Ia berusaha menembaki ku, tapi aku berhasil mengelak, kulepaskan tembakan tepat pada kaki kirinya. Sembari aku berjalan mendekati pria itu, ia menembakku sekali lagi, dan sialnya aku tak sempat mengelak. Pelurunya menembus pundak kiriku, sial pikirku. Tanpa banyak kata kulepaskan beberapa butir peluru dari moncong pistolku tepat pada kepalanya.


Sembari menahan sakit, kulepaskan ikatan gadis yang berada dipojok ruangan tersebut. Dia gadis yang sangat menawan, ia berterimakasih padaku, menangis dipundakku, aku hanya bisa tersenyum. Misiku telah selesai, tak ada lagi yang harus kulakukan. Oh, ngomong-ngomong ada orang lain yang berperan penting dalam misiku ini, seorang pria lusush yang rela bolos sekolah dan menghabiskan waktu berkurung dikamarnya demi menatap layar monitor komputernya. Sebelum aku sempat berterimakasih padanya, pandanganku mulai redup, sudah kuduga ia akan memberhentikanku. Aku tak merasa heran, ia selalu melakukan ini pada setiap pahlawan lain yang telah menyelesaikan misinya. Sebelum kesadaranku benar-benar hilang, aku mendengar ia berkata sesuatu “SAATNYA MEMAINKAN GAME LAINNYA”.

0 komentar:

Posting Komentar